Aku telah kehilangan dirimu, sekarang yang aku tahu aku tak lagi ada di hatimu, dan kamu bukan milikku lagi. terkadang aku merasa kesepian, merasa rindu, merasa sedih, tertawa sendiri, menangis sendiri. aku bertanya sendiri, apa pantas merindukan orang yang bukan milikku lagi? aku tak tau jawabannya. ,encintaimu, menyayangimu itu mudah untuk aku lakukan. namun melupakanmu, sungguh sulit, mungkin karena aku tidak mau melupakanmu? atau karena rasa yang begitu besar, sehingga aku tidak mau rasa itu hilang begitu saja. Akupun tidak tahu jawabannya.
Kini ku lihat dirimu telah menemukan seseorang yang kamu sayang, dan orang yang menyayangimu. disini mungkin aku sedikit cemburu, namun aku sadar, untuk apa? Kamu telah bahagia, kamu telah senang, tidak mungkin aku melarang orang yang ingin bahagia, apalagi itu orang yang aku sayang. Aku hanya berharap kamu selalu bahagia bersamanya. disini aku hanya bisa tersenyum walau senyuman itu tidak dari hati kecilku. aku akan berusaha menyimpan kenangan saatku bersamamu, dalam hatiku, dalam pikiranku, dan aku tidak ingin kenangan itu hilang.
Mungkin sekarang kamu sudah tidak perduli kepadaku, tapi aku masih peduli sama kamu. Masih menyayangimu, mencintaimu, juga merindukanmu, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. aku berharap, kamu tidak akan melupakan aku. MISS YOU
Senin, 28 Maret 2011
Sabtu, 05 Maret 2011
Puisi Untuk Umi dan Bapak
Hari ini adalah hari yang bahagia untuk kita yang ada diruangan ini. Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orang2 yang kita cintai. Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita yaitu keluarga, terutama orang tua. Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan serta bimbingan dari ortu.
Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup kuping ngga mau dengerin nasehat mereka, sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku. Sering aku ngelawan jika mereka marah karna kenakalanku, sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku, dan bahkan sering aku mengeluarkan kata2 kasar yang ngga pantas mereka dengar dari bibirku. Dasar cerewet, kuno, kolot, tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka. bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa2 mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini.
Ya Tuhan....Betapa durhakanya aku, tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang yang sangat berarti dalam hidupku. Langkah2ku terhenti dihadapan mereka, dan ku pandangi papah dan mamahku inci demi inci, badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulali berkeriput. Ku tatap mata mereka yang berbinar2 dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakaki toga ini. ku cium tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata "Papah, Mamah, yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membalas semua yang Papah dan Mamah berikan selama ini kepada ku. Terima kasih Pah, Terima kasih Mah, Aku sayang Papah dan Mamah sampai akhir hayatku.
Bahagiaku Surga Mereka dan Deritaku Pilu Mereka
karya Febi
Aku berdiri mengenakan toga ini disebua jalan setapak yang gelap. Pandanganku tertuju pada dua orang dikejauhan sana dengan senyuman yang tak asing dimataku. Dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai, dan aku sayangi, iya mereka papah dan mamah ku. Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka seiringnya langkah, terlintas dibenakku atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini. Mamah yang telah mengandungku selama 9 bulan, mamah yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir didunia ini, mamah juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papah yang telah mendidikkku, papah yang rela bekerja banting tulang, ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun.Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup kuping ngga mau dengerin nasehat mereka, sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku. Sering aku ngelawan jika mereka marah karna kenakalanku, sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku, dan bahkan sering aku mengeluarkan kata2 kasar yang ngga pantas mereka dengar dari bibirku. Dasar cerewet, kuno, kolot, tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka. bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa2 mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini.
Ya Tuhan....Betapa durhakanya aku, tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang yang sangat berarti dalam hidupku. Langkah2ku terhenti dihadapan mereka, dan ku pandangi papah dan mamahku inci demi inci, badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulali berkeriput. Ku tatap mata mereka yang berbinar2 dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakaki toga ini. ku cium tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata "Papah, Mamah, yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membalas semua yang Papah dan Mamah berikan selama ini kepada ku. Terima kasih Pah, Terima kasih Mah, Aku sayang Papah dan Mamah sampai akhir hayatku.
suatu sore hari di pojok ruangan
Gua hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna. gua hanya seorang anak dari keluarga sederhana. Gua tidak seperti anak2 yang lain, anak2 yang terlahir dari keluarga gedongan, terlahir dari keluarga bangsawan atau apalah sejenisnya. Terkadang gua iri dengan keadaan mereka, terkadang gua ingin menjadi seperti mereka yang dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, yang dengan gampang mendapatkan apa yang mereka mau. Untuk mendapatkan apa yang gua mau, gua harus berusaha sendiri, kalau tidak gua harus nunggu orang tua gua memiliki uang lebih untuk memenuhi keinginan gua. Tapi biar gimana pun gua harus tetap bersyukur dengan apa yang udah Allah kasih ke dalam hidup gua selama ini, dengan keadaan keluarga gua saat ini. Gua tetap bangga bahkan senang dengan keadaan gua sekarang, orang tua gua selalu mengajarkan rasa bersyukur atas apa yang udah gua terima selama ini.
Buat Orang tua gua, terima kasih buat semuanya, Aku Sayang Kalian, :)
Buat Orang tua gua, terima kasih buat semuanya, Aku Sayang Kalian, :)
Langganan:
Komentar (Atom)