Bahagiaku Surga Mereka dan Deritaku Pilu Mereka
karya Febi
Aku berdiri mengenakan toga ini disebua jalan setapak yang gelap. Pandanganku tertuju pada dua orang dikejauhan sana dengan senyuman yang tak asing dimataku. Dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai, dan aku sayangi, iya mereka papah dan mamah ku. Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka seiringnya langkah, terlintas dibenakku atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini. Mamah yang telah mengandungku selama 9 bulan, mamah yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir didunia ini, mamah juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papah yang telah mendidikkku, papah yang rela bekerja banting tulang, ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun.Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup kuping ngga mau dengerin nasehat mereka, sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku. Sering aku ngelawan jika mereka marah karna kenakalanku, sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku, dan bahkan sering aku mengeluarkan kata2 kasar yang ngga pantas mereka dengar dari bibirku. Dasar cerewet, kuno, kolot, tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka. bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa2 mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini.
Ya Tuhan....Betapa durhakanya aku, tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang yang sangat berarti dalam hidupku. Langkah2ku terhenti dihadapan mereka, dan ku pandangi papah dan mamahku inci demi inci, badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulali berkeriput. Ku tatap mata mereka yang berbinar2 dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakaki toga ini. ku cium tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata "Papah, Mamah, yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membalas semua yang Papah dan Mamah berikan selama ini kepada ku. Terima kasih Pah, Terima kasih Mah, Aku sayang Papah dan Mamah sampai akhir hayatku.
I Miss u
BalasHapus